Jumat, 13 Juli 2012

www.bluecanvas.com/kurnianang

Semua berawal dari mimpi dan semakin jelas tujuan yang akan dituju, seperti negeri yang besar ini meskipun bangsanya seperti " broken home " namun kebangkitan itu dimulai dari diri kita sendiri masing-masing. sudah tidak jaman lagi rusuh apalagi huru-hara, ketinggalan jaman kalau masih demo atau unjuk rasa... sekarang saatnya unjuk karya apapun itu selama baik dan tidak merugikan orang lain juga lingkungan. kasihan negeri ini semakin meringis menjerit tak tahan melihat generasinya semakin lupa atau bahkan nyasar, kebebasan yang salah kaprah menghadirkan segala " Dunia Lain " sebagai umpan tontonan mata.

saya bukan siap-siapa mungkin kalau digolongkan seperti mereka bilang, hanya kaum minoritas! tapi saya mengerti saya lebih besar dari itu semua dari pikiran saya sendiri juga dari golongan apapun karena dimata Tuhan kita semua sama. maka saya tak akan pernah menggolongkan diri kepada apapun kecuali mereka orang-orang beriman dan Takwa. Mungkin saya terkesan sombong dan saya menghargai diri saya juga segenap lapisan bangsa jika memang pantas dilapis-lapiskan mungkin supaya legit!

Maka atas ketidak- mampuan, atas keminoritasan, saya berani bermimpi dan berani untuk menggapainya karena itu saya gantungkan setinggi-tingginya di langit karena disanalah segala mimpi jelas memiliki tempat yang lapang dan bebas untuk kita mewujudkannya bukan dengan mimpi namun dengan tindakan nyata yang akan membawa terbang kesana!

Melukis adalah  satu dari banyak hal yang membuat saya terbang meskipun baru dua tahun yang lalu saya tekuni itu, namun jelas menjadi kendaraan yang saya percaya dengan setulus kasih sayang cinta akan membawa kepada apa yang saya tuju...

Maka bukan diam tapi mengalir dengan kendali penuh melintasi luasnya indah cakrawala menyibukan diri dalam dahsyatnya samudera kehidupan. matahari saja menerikan panasnya tidak seharian penuh pasti selalu meneduhkan disaat seperti biasa bersambung!

Jumat, 02 Maret 2012

Malu mengandung




Terbanglah....
by Nanang Kurniawan...

Baru kutuliskan semua tadi
lalu semua menghilang disini...
yang ada hanya apa yang sekarang terbaca
....
mengingat itu, menyesal tapi, semua tlah hilang
tak ada waktu kubuang untuk menyerahkan diri pada penyesalan
itu sama saja meratapi masa lalu
dihari ini... jadi basi
jadi sedih melulu tinggal dihati
apakah setelah itu semua kembali...?
tak akan pernah...!!!

saat sayapmu telah patah
bersabarlah...
tabah dengan tetap melakukan apa yang bisa disekitar
jangan memutar dan membiarkan pikiran cerai berai
melayang tak jelas tujuan
persis seperti siang bolong berharap rembulan datang

tunggu sejenak biarkan sayap itu melunak
lalu saling menautkan diri menyambung lagi
dan mengembang siap kembali tuk terbang....

terbanglah....
tak perlu takut melintasi semesta.

Senin, 13 Februari 2012

Eyes Contact

"Eyes contact" Snowman pen on paper 



Kesetiaan
by Nanang Kurniawan.


aku bukan pangeran tampan
yang sekali kedip, membuat sang putri tertawan
juga bukan putra bangsawan
berpakaian mewah dan si pemandang menganga..... waaaaaaahhh

namun aku bersyukur
dengan kesederhanaan yang kupunya
dari situ banyak aku temukan bahagia...
tak sedikitpun aku takut berbagi
atas segala apa yang aku miliki

Bukan...
bukan kecantikan yang aku inginkan
kesempurnaanpun tak pernah aku harapkan
aku hanya ingin kembali
dengan jiwa dan hati yang bersih...
seperti saat pertama kali
 aku mengeluarkan kepalaku dari lubang vagina bunda...
setelah sembilan bulan aku mengeram dalam surga rahimnya.

akan aku berikan seluruh kasih sayang dan cintaku ini untukmu
tanpa sedikitpun mengurangi rasa cinta dan kasih sayang untukku
karena bagaimana mungkin aku mampu mancintai...?
jika cinta kasih sayang itu tak ada untuk diriku sendiri
tak juga ingin ku minta bahwa...
cinta dan kasih sayangmu hanya untuku saja
tapi......  setialah sama apa yang kamu percaya.

Minggu, 12 Februari 2012

back into my hand. snowman pen on paper. size a4.



Renungkanlah...
by Nanang Kurniawan on Saturday, 17 July 2010 at 01:43 ·


Kering.....
mengeras menjadi batu asahan menajamkan khayalan
kerontang ...
kejang-kejang mengangkang menghalangi kebebasan
retak...
bercak-bercak bernoda debu sulit dilacak

Aku teriak....
dia teriak
mereka semua berteriak, melabrak -labrak
memberontak lalu lari menghilangkan jejak
merasa seakan tak akan pernah terlacak...

Aku diam mengerami impian
berkarya dengan apa yang mampu aku lakukan
kulintasi warna dalam kanvas
kujelajahi imazinasi menggoreskan koas..
aku puas...
aku senang melakukan semua itu dengan tenang

Mereka kenapa masih berteriak..?
menuntut hak yang tak mutlak...
memperdebatkan keadilan diluar diri yang tak dimengerti
bukankah lebih indah menyatukan semua yang ada didalam dada...
dalam jiwa...
dalam pikiran
dalam otak
agar tak menjadi pemberontak.

bumi ini hangus
terlalu banyak nafas mendengus
mengendus-endus hingga rakus
mencuri nasi tetangga sendiri...
menjilat pantat menipu diri
kemana lari..?
sedangkan hati tak pernah bisa dibohongi
apa lagi kepunyaan sendiri...
maka siapa merugi jika begini..?
pertanyaan ini mungkin untuk kita renungi...
hingga solusi hidup ini
siap tersaji.


Jumat, 27 Januari 2012

Membangkitkan Ombak...


Merasakan sejenak keindahan dunia
terasa nyenyak aku nikmati itu
sebentar mengelak dirangkul keabadian
terus berganti menjadi putaran potongan roda kehidupan
yang saling terjalin menjadi satu buah cerita
cerita merembes menjadi sebuah berita...
perjalanan hingar bingar menuju satu sejarah
yang diukir lewat langkah- langkah kehidupan.
aku berlalu meninggalkan nyenyak itu
membangkitkan ombak dalam diriku sendiri.

digaris horisontal laut
matahari berlutut rebah pasrah
ditelan samudera...
aku menengadah melepas keindahan
mengucap syukurku yang terdalam
lalu mengeram membuahi inspirasi menjadi karya sejati.
masih... aku disini
bersama menceritai dunia
beriring juga berdampingan menjalani kehidupan
meskipun ombak bergulung menampar dahsyat
dan...
kitapun tak pernah jera
tak akan pernah juga menyerah...
selalu bangkit menerjang ombak. 


Sabtu, 14 Januari 2012

Dancing Colors

k


ada dua senyawa yang terus bergejolak di dalam dadaku dan aku ikuti keduanya dengan pasti, satu senyawa mengajaku menari satunya lagi mengajakku berdiam diri... aku berhenti sejenak untuk memihak pada yang mana yang akan aku lakukan. kuhisap dalam asap rokokku kutenggak habis minumanku yang kental dengan serbuk kopi yang asli buatan negeri ini. lalu aku gerakan tanganku menari mengisi putih kertas kosong... terus menari meningkahi warna yang ada hingga aku terbiasa mendapatkan dua senyawa yang berdamai dalam diri ini, yang aku tuangkan dalam gambar... diamku menari menariku bisa saja sambil berdiam diri.