Mendung pagi itu di langit tak berapa lama hujanpun mengguyur deras melabrak bumi, setiap debu luruh kembali jatuh menjadi tanah, segala warna kusam permukaan dunia kembali cerah. bunga-bunga ditamanpun berseri melantunkan warna-warni kehidupan sejati, kutatapi kanvas kosong yang menempel di dinding memberi cerita dengan jalur-jalur garis yang kasat mata. kuresapi coraknya, kuikuti garis liar imajinasiku... kubiarkan ia memilih warnanya sendiri tanpa kurekayasa dengan keinginan-keinginan yang mau menang sendiri. situasi ruang begitu tenang dalam kesendirian diiringi melodi kebasahan sang hujan. kusapukan warna, kuserap kecerahan dunia, aku keluarkan segala rasa didalam diriku menjadi untaian rupa warna yang padu. energiku mengalir menggerakan tangan tanpa lelah melintasi warna dengan sapuan sang hitam, meyakinkanku bahwa dibalik kesenduan ada keceriaan menanti dengan kesabaran sebagai kendaraan untuk melewati... aku lintasi warna-warna itu aku sadari tak boleh dunia ini membuatku jenuh, aku menangis menyaksikan pucat warna dunia, banyak keinginanku yang tak pernah menjadi nyata. Kuwarnai duniaku sendiri dengan apa yang kumampu, kuisi celah-celah kelabu dengan warna keyakinanku kutekuni dengan sabar dan teliti hingga menjadi permadani terbang melintasi warna sang pelangi... lalu, aku pijakan lagi kaki ke bumi warnaku bersemayam abadi dalam persegi kanvas yang sekarang kau pandangi. melintasi warna seperti kupu-kupu terbang mencumbui bunga setaman setelah hujan berhenti dan aku bahagia mampu menghadirkannya disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar